Judul : Ananta Prahadi
Penulis : Risa Saraswati
Penerbit : Rak Buku
Cetakan : Pertama, Mei 2014
Tebal : 278
Assalammualaikum, sabtu siang di
bulan Ramadhan semoga kita selalu dalam keadaan sehat walafiat ya readers.
Bulan Ramadhan sebentar lagi berakhir. Rasanya masih rindu dengan bulan Ramadhan.
Yah seandainya bisa diperpanjang jadi satu semester pasti menyenangkan. Semoga
tahun depan kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk berjumpa lagi
dengan bulan penuh berkah. Aamiin
Siang ini ada keinginan untuk
review salah satu novel dari penulis favoritku yaitu Risa Saraswati. Apakah
dari readers tahu siapa Risa Saraswati?, pasti nama ini tidak asing buat kalian
yang senang dengan hal-hal yang berbau mistis. Wah berarti termasuk aku ya? Hehe.
Risa Saraswati adalah seorang penyanyi di band indi “ Sarasvati” dan aktif
menulis novel. Novel yang ditulis oleh kak Risa, kebanyakan merupakan kisah
nyata bersama sahabat-sahabatnya yang kasat mata.
Aku Tania, perempuan biasa... tapi mereka bilang aku ini Alien. Aku
perempuan yang suka tertawa, tapi mereka bilang aku Monster. Aku perempuan
bahagia, namun memang seiring kebahagianku membuat mereka semua menderita. Aku
hanya ingin menjadi diriku sendiri, sesulit itukah mewujudkan keinginanku ini?
Nama saya Ananta Prahadi, panggil saja Anta. Hobi bersih-bersih rumah,
makan lontong kari, dan sangat menjunjung tinggi pelestarian makhluk langka.
Jangan heran, kalau saya sangat suka berada di sisi makhluk langka. Makhluk
langka yang saya jaga sekarang merupakan spesies terakhir perempuan unik yang
ada di dunia ini.
Saya Pierre. Hmm... saya harus bilang apa?
Kutipan kalimat di atas berasal
dari novel “ANANTA PRAHADI”. Cukup membuat penasaran terutama kalimat yang
dilontarkan si Pierre pada akhir kalimat dan judul novel yang mengundang
pertanyaan, “siapa sih si Ananta Prahadi itu?”. Sebelum membeli novel karya kak
Risa ini, aku sempat membaca sampel novel yang ia tulis di blog pribadi
miliknya dengan judul yang sama. Awal membaca cerita, banyak dari pembaca blog
kak Risa menyangka kalau sampel novel ini memiliki genre yang sama dengan novel
sebelumnya, termasuk aku. Setelah mengikuti alurnya 100% berbeda. Karena rasa
penasaran aku berencana untuk membelinya di toko buku, namun keinginan ini
pupus seketika saat aku melihat novel lain karya kak Risa “Sunyaruri” yang
sedang duduk manis di rak toko buku Toga Mas Haha. Sepertinya Sunyaruri lebih
menggoda saat itu dibandingkan Ananta Prahadi.
Masih penasaran, aku tetap
berencana membeli novel itu setelah selesai membaca Sunyaruri dan saat tabunganku
cukup, curhat nih yee haha. Namun ada seseorang yang sangat spesial memberikan
novel Ananta Prahadi sebagai kado ulang
tahun. Yeeyy senangnya hahhaha. Alhamdulillah ya, dapat kado novel yang
sebelumnya sempat aku tunda pembeliannya karena novel lain walau penulisnya
sama.
Ananta Prahadi adalah novel
pertama kak Risa Saraswati yang murni berasal dari imajinasinya. Memang berbeda
dengan novel-novel sebelum Ananta Prahadi lahir. Novel sebelumnya banyak
mengisahkan kisah mistis dan komunikasi kak Risa bersama sahabat-sabahat
kecilnya serta makhluk kasat mata lainnya. Sederhananya, novel ini menceritakan
persahabatan dan cinta. Mungkin bagi para pembaca, genre semacam ini sudah
banyak diangkat dalam sebuah novel. Tapi, yang membuat novel ini unik adalah
karakter yang ada dalam novel sangat kuat.
Kak Risa mampu menggambarkan kuat karakter dari masing-masing tokoh
dengan cukup baik. Itulah yang membuat novel Ananta Prahadi memiliki nilai
lebih meskipun bergenre persahabatan dan cinta.
Adapun di dalam novel ini ada 3
tokoh utama yaitu Tania, Ananta, dan Pierre. Tania adalah perempuan egois,
sensitif, angkuh, namun memiliki hati yang rapuh di dalamnya. Ia dianggap alien
oleh orang sekitarnya, seperti perempuan alien yang gila. Tania pun tidak
segan-segan bersikap kasar kepada orang yang tidak sejalan dengan dirinya
termasuk menentang keluarganya sendiri. Sampai seuatu hari ia bertemu dengan
seorang murid pindahan, Ananta Prahadi. Ananta adalah pria polos, berlogat
sunda kental, dan ceria yang akhirnya menjadi sahabat Tania selama 6
tahun. Ananta adalah seorang yatim
piatu, Tania pun memberikan izin tinggal di Paviliun sebelah rumah keluarga
besar Tania. Jelas tidak ada yang bisa menentang keputusan Tania yang satu ini.
Ananta berperan menjadi sahabat, sekaligus menjadi agen khusus untuk memasarkan
karya lukisan-lukisan Tania. Ananta pun tidak keberatan ketika Tania berkata
kasar dan julukan jelekan yang diberikan padanya. Ananta selalu menanggapinya
dengan ceria. Orang tua Tania pun heran
mengapa seorang laki-laki seperti Ananta Prahadi bisa tahan dengan anak
perempuannya.
Sebagai seorang agen penjual
lukisan karya Tania, Ananta memperkenalkan seorang Pierre dalam kehidupan
Tania. Pierre adalah seorang pria tampan berdarah Perancis yang menyukai karya
seni dan menjadi kolektor seni, termasuk karya-karya lukisan Tania yang
sebelumnya telah dilihat oleh Pierre. Tania jatuh cinta pada Pierre, walau
pertemuan mereka sejak awal ada sedikit kesalahpahaman. Tidak dapat dipungkiri dalam menjalin
persahabatan bersama Ananta, sebenarnya hati Tania tidak bisa berbohong kalau
ia juga mulai menyukai Ananta. Bisa dibilang Tania mengalami kegalauan haha.
Secara garis besar, konflik yang dihadapi oleh para tokoh utama ini adalah
cinta segitiga. Tokoh antagonis dalam novel ini adalah karakter Tania yang
memang cenderung sangat labil.
Cerita selanjutnya yakni
perkenalan tokoh Pierre yang mulai menjalin kedekatan cinta bersama Tania. Kehadiran
Pierre dalam novel ini memiliki nuansa berbeda. kehadiran orang ketiga biasanya
membuat hubungan dua orang sebelumnya menjadi semakin kacau, karena kebanyakan
hadirnya orang ketiga diantara dua sahabat memiliki karakter antagonis. Ini
jusru sebaliknya, Pierre cenderung protagonis dengan karakter yang lembut dan
tidak pernah mengeluh pada sifat Tania yang pemarah dan cenderung berubah-ubah.
Pierre tidak terkesan ingin merebut Tania. Tania lah yang semakin membuat rumit
dirinya sendiri.
Jika ditarik kesimpulan pola
cerita yang dihadirkan memang dibuat berulang yaitu Ananta datang-Ananta menghilang,
ini pun terjadi pada tokoh Pierre. Pierre datang dan Pierre menghilang. Hingga ditutup
dengan kepergian salah satu pria tersebut dari kehidupan Tania untuk selamanya.
Haha penasaran kan? Baca novelnya yah dan siapa kira-kira yang pergi dari
keidupan Tania. Jadi pesan moralnya, kita sebagai perempuan juga tidak bisa
memiliki dua pria yang menyayangi kita, diingat pesanku ya readers*lol.
Keragaman karakter yang kuat membuat
novel ini menjadi kaya. Itulah yang menjadi kelebihan novel keempat kak Risa. Karakter
yang kuat dari ketiga tokoh membuat alur cerita yang biasa seperti percintaan
dan persahabatan menjadi lebih berkarakter karena sifat ketiga tokoh. Tania yang
angkuh dan keras kepala bertemu dengan Ananta yang sopan dan juga polos. Lalu Tania
bertemu dengan Pierre yang tenang dan lembut. Hampir seimbang meskipun Tania lebih
menonjol dalam cerita. Latar novel menjelaskan kota Bandung yang sejuk nan
asri. Beberapa negara Eropa pun dipilih untuk tema novel ini seperti negara Rumania,
Polandia, dan Swiss yang jarang digunakan dalam sebuah novel. Perancis juga
menjadi pilihan kak Risa untuk latar novel Ananta Prahadi ketika Tania merasa
tak tahu arah.
Hanya saja jika berbicara dari
kekurangan novel ini, menurutku adalah kenapa karakter Tania sangat kuat
dibandingkan Ananta Prahadi yang menjadi topik utama dalam judul novel ini. Itu
yang aku rasakan saat membaca novel tersebut.
Beberapa pembaca lain juga berkomentar “kenapa judulnya tidak Tania
saja?” padahal karakter pria dalam novel ini sangatlah seimbang yakni antara
Ananta dan Pierre. Ananta yang sopan dan polos sedangkan Pierre yang tenang
menghayutkan dan lembut pada perempuan, keduanya mampu menarik perhatian
seorang Tania. Jadi memang novel ini cocok jika judulnya “Tania” atau berikan judul yang lain haha.
Jika aku simak, gaya tulisan kak
Risa memang lebih kuat di karakter tokoh dibandingkan cerita. Mirip sekali
dengan gaya tulisan beberapa penulis luar (west) yang lebih menonjolkan
karakter melalui gaya percakapan tokoh dan kata-kata yang dilontarkan untuk
menjelaskan isi cerita dibanding mengandalkan alur cerita untuk menjelaskan
karakter. Hahaha sok jadi kritikus novel
ya. Tapi inilah review dan penilaianku tentang novel ANANTA PRAHADI. Nilai dari skala 1-10 aku beri nilai 8 untuk
novel ini. Jika readers pernah membaca novelnya bisa memberikan komentar, siapa
tahu punya padangan yang berbeda. Kalau pun belum membaca novelnya bisa memberikan
komentar untuk reviewku hohoho
Thank You sudah menyimak. Wassalam =)
13 komentar:
pasti ada alasan tersendiri knp judulnya begitu ^^
good job.. keep work hard ^^v
Wah ada akbar. Makasi sudah berkunjung kepala suku next gen :D. mungkin alasan penulis memberi judul ananta prahadi karena fokus masalah dalam novel awalnya adalah si ananta, namun seiring pengembangan cerita justru karakter tania yang kuat(pengalaman saat dibaca). Ini merupakan novel fiksi pertama teh risa mungkin ia terbiasa menulis cerita berdasarkan pengalan sendiri. Mungkin masih banyak kekurangan, selebihnya okelah.
tulisanku juga belum tentu sebagus teh risa yang banyak menggunakan bahasa2 tingkat tinggi nan puitis :D gini sok2kan jadi reviewer.
nice review
makasi lukman uda berkunjung :D. ditunggu tulisanku yang lain ya hahaha
Masih ada ga ya dijual di gramedia buku teh risa yang ini ?
Bagus sekali review nya. Novel ananta prahadi akan di buat jadi film. Sebelum nonton filmnya sebaiknya baca novelnya dulu. Silahkan download Novel Ananta Prahadi di SINI
Terimakasih infonya. Jangan lupa kunjungi kami juga ya !! https://bit.ly/2MnNWVl
👍👍👍
👍👍👍
Aq suka banget Film nya apa Lagi Kak Ananta nya yg sllu sabar
Aq lebih Historis pas adegan kak Ananta pergi ninggalin Tania padahal kan Cuman nunjukin Lukisan nya doang knpa kak Tania nya Mlah kyak mati rasa pas di tinggal sebentar
Mungkin udah nyaman kali kali yaaa kak Tania nya sampek" gak rela kalo kak Ananta nya pergi sebentar hahaha
Posting Komentar