Followers

RSS

SEASONS




Berawal dari keisengan dua mahasiswa beberapa tahun yang lalu. Membuat cerita yang terinspirasi dari lagu Akanishi Jin – Season di kos tercinta. Isi cerita yang so sweet namun sedikit ngalur ngidul karena terlalu banyak bercanda saat membuatnya. Saat ini kami berdua sudah sama-sama kerja, tidak ada waktu untuk tukar menukar ide konyol karena jarak yang memisahkan. Haha ceileeh. Saat ini Astara ingin membuatnya sedikit lebih serius dan mengubah beberapa bagian dari versi sebelumnya. Maafkan jika bahasa kaku, maklum lama tak menulis*Alasan klise penulis. Haha baiklah, cekidot readers!!. Buat Rysako baca aja dari jauh, kalau mau ngakak juga nggak apa-apa =P.

SEASONS

 
Astara

NATSU
(MUSIM PANAS)


NATSU (Musim Panas)
Kamigyoku Kyoto, 11 juni 2009 

Natsu, musim panas di jepang. Jika ku ingat, saat itu Kyoto diselimuti dengan warna hijau tumbuh-tumbuhan. Warna hijau pohon sakura, mapie, gingko, chesnut dan beberapa pohon yang tumbuh di sudut kota. Musim ini baik untuk menanam padi bagi petani di desa. Warna-warna pohon dan bunga kontras di taman, hutan kecil dekat pemukiman yang berjarak beberapa mil dari kota tampak berwarna lebih tua. Pohon-pohon pinus hijau sepanjang tahun, pucuk-pucuk daun, dan bambu berayun lembut di sudut distrik Kamigyoku.

Kamigyoku merupakan salah satu subdistrik dari kota Kyoto. Kamigyoku tertetak di bagian tengah dari kota Kyoto, menempati bagian utara dari Kyoto lama. Kamigyoku merupakan tempat dimana aku dilahirkan dan tumbuh dewasa bersama keluarga. Kamigyoku kental dengan kebudayaan tradisional, maka dari itu wilayah ini menjadi pusat wisata dan budaya. Selain indahnya kota, banyak sekali istana kekaisaran Kyoto, peninggalan kuil-kuil kuno, dan terdapat sungai Kamo mengalir indah di batas timur dari subdistrik Kamigyoku.

Tuntutan pekerjaan yang padat di kota metropolitan Tokyo, membuat hariku penat. Tentu saja aku tetap memilih pulang ke Kamigyoku untuk menyejukkan pikiran sejanak dari rutinitas pekerjaanku sebagai musisi. Menghindari kejaran paparazzi dan fans gila. Memang resiko menjadi seorang public figure yang selalu dikejar-kejar, belum lagi ditambah dengan gosip sampah di luar sana. Setidaknya Kamigyoku memberi ketenangan walau hanya sesaat. Pulang ke kampung halaman untuk berlibur tetap saja aku harus membawa beberapa pekerjaan dari Tokyo. Membahas projek yang akan aku garap bersama rekan kerja. Ya setidaknya lebih santai daripada harus kukerjakan di Tokyo.

Menimum satu gelas es mocca di café sangat cocok dengan cuaca panas Kamigyoku. AC di ruangan café lebih terasa sejuk. interior café yang terlihat unik dan klasik setidaknya mampu memperbaiki suasana hatiku ketika itu. Lukisan-lukisan menempel rapi di dinding ruang café, lampu menerangi ruangan dengan teduh tanpa menyilaukan mata. Aku juga menyukai musik yang mereka putar untuk para pengunjung. Terdengar merdu dengan khas nada Jazz klasik, itulah yang aku suka dari Misty Café. Aku sempat bertanya pada pemilik café, mengapa nama café ini harus Misty. Yuki, pemilik café ini mengatakan bahwa ia penggemar berat Sarah Vaughan. Musisi Jazz yang tenar di era 60an, dan Misty adalah salah satu lagu favoritnya. Lagu bernuansa elegan nan romantis. Yuki membuat konsep café ini vintage dan berharap pengunjung selalu merasakan ketenangan cinta saat berkunjung.

Cinta ia bilang, ingin tertawa rasanya. Namun aku urungkan niatku untuk tertawa, sebab aku tak ingin menyinggung perasaan Yuki yang sedang asyik bercerita. Aku merasa sebaliknya, aku berada di café miliknya terasa nyaman tanpa rasa cinta. Perasaan cinta? Mungkin bagiku kenyamanan dalam kehampaan. Bagiku semua itu omong kosong semenjak kematian Ayah dan Ibu yang pergi bersama pria lain. Aah sudahlah, yang penting aku menikmati alunan musik Jazz klasik dan sajian café ini.

“Yaah, itu alasanku membangun café ini. Oke bukan Jin?!
“Iya, kau sangat cerdas” jawabku datar.
“Ah tetap saja kau bertanya padaku seolah-seolah tertarik dengan ceritaku. Menyebalkan!!”. Yuki melempar kain celemeknya pada wajahku.
“Heii!!” aku menghela napas. “Hufft.. baiklah ceritamu menarik. Kau juga cantik dan cerdas”
“Ciih, memuji karena terpaksa. Kalau kau begini kapan ada wanita yang menyukaimu. Sebagai sepupumu aku ingin melihatmu memiliki kekasih, apa kau tak tertarik dengan wanita?. Lalu gosip kedekatanmu denga penyanyi wanita berkulit eksotis itu bagaimana?. Jin.. umurmu su..
“Cukup!! Beri aku satu gelas es mocca sekarang. Aku harus menunggu Sano lebih lama lagi!!”
“Ah selalu saja!!”. Yuki pergi menuju dapur café, wajahnya terlihat kesal. Aku akan menjawab jika itu penting bagiku, soal cinta atau kekasih bukan hal yang utama.

KLIINTING.. KREEK..

“Gomen-gomen aku telat, macet dalam perjalanan. Kamigyoku tambah ramai saja ya” . Sano menarik kursi lalu duduk dengan mantap meghadapku yang lebih terlihat santai bersadandar di kursi. Di café bernuansa vintage itulah perbincangan antara aku dan Takura Sano berlangsung, mungkin apa yang kami bicarakan mengandung satu atau dua hal yang berpengaruh pada perkembangan-perkembangan selanjutnya baik bagi karir dan kehidupan pribadiku.

Sano adalah seorang manajer di idol group. Sano lah yang mengurus semua keperluanku dan teman-teman lain di idol grup. Mulai dari jadwal show luar kota, kontrak iklan, dan tawaran akting dalam drama untuk kami berlima. Semua ia lakukan dengan tepat dan terjadwal. Ia memiliki perangai yang menyenangkan dan mudah bercanda. Rambutnya hitam kelimis, memakai kacamata, dan tentu saja ia tampan. Ya aku akui ia tampan untuk seorang manajer. 

Tapi ia juga memiliki sifat menyebalkan. Contohnya saja jika salah satu dari kami tidak mematuhi aturannya ia akan marah-marah, mengomel sepanjang hari bila aku dan anggota lain tidak professional dalam bekerja. Sano sangat perfeksionis. Aku adalah orang paling sering berdebat dengan Sano. Sano menyebutku pria tempramen yang menyebalkan, namun memiliki tekad yang kuat untuk mencapai keinginan sampai akhir. Entah apa yang membuat kami berdua cocok satu sama lain. Aku baru saja meneguk lagi es mocca dan memandang ke arah Sano yang sedang sibuk membaca kertas putih di hadapannya.

“Baiklah Jin, aku selesai membaca semua isi kontrakmu yang baru. Permohonanmu disetujui oleh pihak manajemen untuk bersolo karir. Tentu saja kau mendapat label baru untuk bisa menembus pasar Amrik“
“Oke, aku senang mendengarnya“ jawabku datar.
“Tapi kau tahu konsekuensinya?“. Sano mengernyitkan dahi, ia ingin tahu jawabanku
“Iya aku tahu. Di luar sana, banyak gossip beredar bahwa aku memutuskan hengkang dari idol group yang sudah membesarkan namaku. Tentu saja banyak yang menggunjing ada pula yang mendukung“
“Ya itulah konsekuensinya ada yang mendukung ada yang tidak“ jawabnya.
“Sudah bukan gossip, anggap saja sudah menjadi rahasia umum.  Hanya aku belum memberikan klarifikasi pada publik. Pastinya di luar sana banyak kabar aneh tentangku“
“Baiklah, jika kau sudah siap. Kita akan mengadakan konfrensi pers untukmu. Tapi ingat jawab sesuai yang aku sampaikan padamu sebelumnya“
“Yaya, aku mengerti Sano Kun“
“Keputusanmu untuk bersolo karir hanya aku dan CEO yang mengetahuinya. Namun tidak semudah itu juga label akan melepasmu. Tidak tahun ini atau tahun depan, tapi akan kuusahakan secepatnya. Tapi, gossip memang lebh cepat menyebar seperti angin topan.
“Iya aku paham tidak semudah itu. Teman-teman dalam idol grup pun tidak ada yang tahu, termasuk Kame. Ia sempat bertanya, aku jawab tak sesuai fakta. Aku merasa sudah membohonginya”
“Kau dekat dengannya ya?”
“Biasa saja”
“Haah! Tak mau mengakuinya ya. Siapa lagi yang bisa mengerti karaktermu selain aku dan Kame di tempat kerja”. Aku tak menggubris ucapan Sano. “Baiklah, sebaiknya kita fokus pada projek solo sampingamu dulu, drama BANDAGE. Komposer lagu mengambil judul yang sama dengan dramanya, menurutmu bagaimana?”. Sano menyodorkan kertas padaku, naskah dan beberapa lirik lagu.
“Aku suka liriknya, apa akan dibuat video klipnya?”
“Ya tentu saja ada dua versi. Versi film drama dan video klip lagu itu sendiri. Dengan rambut gondrongmu sekarang cocok untuk style anak band di film BANDAGE haha”
“Aku membuatnya gondrong bukan sengaja, tapi malas saja memotong rambut”
“Hahaha iya Jin, walau kau sengaja. Tapi banyak majalah ingin memotretmu untuk brand fashion mereka. Mereka pikir itu style barumu. The power of idol, bahkan gaya nyeleneh pun akan jadi tren”

KRIING…KKRIING KRIING…KKRIING KRIING…KKRIING

“Angkat telponmu Jin“
“Tidak“
“Siapa? “
“Okasan“
“Oh ibumu, angkat saja. Ia khawatir denganmu, 2hari yang lalu ia menelpon dan menanyakan keadaanmu“
“Sudahlah, aku tidak ingin mendengar suaranya ataupun berbincang dengannya“
“Oh begitu“ Sano mengambil handphone dengan cepat yang terletak di sebelah secangkir mocca milikku.
“Ya hallo nyonya“
“Hei apa yang kau lakukan! “ aku kesal melihat Sano, mengambil handphone milikku tanpa izin. “Hei Sano kembalikan! “
“Oh begitu nyonya, iya baiklah aku akan sampaikan pada anakmu. Tentu saja, haha iya nyonya“. Aku melihat Sano tertawa, sepertinya Sano dan ibu sedang membicarakanku. Sano tertawa, lirikannya sedikit mengejek. “Iya pasti nyonya haha, ia tetap putra anda yang manja dan menyebalkan“
“Hei kau!”. Aku menendang kursi Sano. “Berikan handphonenya!!”
“Ini“. Handphone itu kuambil dengan kasar dari tangan Sano. “Kau tak perlu berteriak di depanku Jin, aku hanya berbincang dengan ibumu”.
“Diam, menyebalkan sekali!”
-----------------------------

BLIITZZZ..BLITTZZZ..
CLIPP..CLIPP..CRiiilk..Criikk

     “Jiiiinn Jiiin” suara paparazzi memanggil seorang pria berkacamata dan memakai mantel tebal yang muncul dari pintu keluar gedung mewah bertuliskan Johnny & Associates Japan. Pria yang bernama Jin itu hanya menunduk, sesekali hanya tersenyum dan melambaikan tangannya tanpa kata. “Jiinn, Akanishi Jinn!!” paparazzi memenuhi pintu keluar gedung, memanggil, mengejar dan terus mengambil gambar dengan kamera mereka. 

“Jin, tolong beri pendapatmu mengenai single terbaru untuk drama yang akan kau perankan?”. Salah satu paparazzi melontarkan pertanyaan pada Jin. Tak lama kemudian sederetan pertanyaan susulan muncul dari paparazzi lain. “Kami dengar kau mantap bersolo karir? Benarkah?. Jin mulai menggerakkan bibirnya untuk menjawab, tiba-tiba.. 

“Bagaimana kedekatanmu dengan Crsytal Kay? Teman duetmu di lagu “wonder’?. Kalian berdua tampak akrab bercakap-cakap di situs twitter. Apakah kalian memeiliki hubungan istimewa?” sela paparazzi lain. Ini sungguh di luar dugaan, Jin tak menyangka paparazzi telah membuat suatu pertanyaan yang membuat dia terpojok. Rasanya Jin ingin membanting kamera paparazzi yang berkata hal itu padanya. Jin tahu bahwa, ia dan Crsytal Kay memang dekat. Mereka sempat tertangkap kamera menghadiri salah satu acara festival musik jepang, itu bukan karena mereka datang bersama tapi karena hanya kebetulan bertemu di acara yang sama. Jin mengingat kejadian itu, sebenarnya Jin dan Kay tidak hanya berbincang-bincang berdua saja tapi ada Jaejoong dan rekan lain Jaejoong sesama dari DBSK yang hadir di acara tersebut. “Mereka telah membuat pernyataan yang tidak benar, apa lagi kali ini. Apa mau kalian?!” seru Jin dalam hati sedikit emosi.

“Apa kau tidak suka wanita Jin? Kau dekat ya dengan salah satu member idol grup? Kamenashi??. Hubungan istimewa yang tidak biasa bukan? Gay mungkin”. Pertanyaan mengejutkan dari salah satu paparazzi
BUUUUKK..
“Aaahh!!..”. Paparazi itu jatuh tersungkur dengan mulut berdarah. “Kau memukulku? Kau..kauu!! Aaah sakit”
“Ya ampun apa ia sudah gila menonjoknya sampai berdarah” suara orang-orang sekitar mulai terdengar mencibir Jin.
“Ssstt…ssstt iya.. Jin sudah tak waras”
“Sstttt..sstt…sssttt”
“Ada apa ini?!” Sano melerai kerumunan paparazzi. “Jin apa yang kaa.. ikut aku sekarang. Ayo!!”. Sano terkejut dengan kelakuan Jin. Wajah jin tampak memerah, detak jantungnya tak menentu. Emosinya mulai meluap. Sano menyeret Jin paksa menjauhi kerumunan paparazzi dan orang-orang yang menyaksikan kejadian siang itu. “Sano lepaskan aku sekarang!” Sano tak menggubris Jin, ia terus membawanya menjauh dari kerumunan itu menuju tempat parkir di belakang gedung & Associates Japan.

“LEPASKAN AKU!! LEPASS!. Jin melepas tangan Sano dengan paksa.
“Apa yang kau pikirkan haah?!!. Kau menonjok wajah salah satu paparazzi. Kau tau berita yang akan bermunculan esok hari atas kelakuanmu!!
“DIAAAMMM!!, aku tau!!. Ia layak mendapatkannya dariku!
“Tapi tak seharusnya kau lakukan!! Kau tak perlu menghiraukannya !!
“Bagaimana perasaanmu jika kau dikatakan GAY haah?!!. Atau kau digosipkan GAY dengan orang terdekatmu. Apa salahnya jika memang aku tak berpacaran dengan wanita!!”
“Jiinn.. tapi kan..”
“Apa!! Menahan emosi begitu maksudmu!. Ia memang paparazi yang menyebalkan!!
“Baiklah, tenang-tenang. Aku minta maaf, kau butuh menenangkan diri. Sekarang masuklah ke mobil, aku akan membawa ke Kamigyoku. Siang ini kita segera meninggalkan Tokyo” Sano berusaha mengalah. Tidak ada gunanya saat ini berdebat dengan Jin yang sedang emosi. Jin memegang kepalanya “AArrrggh!!”. Ia membuang topi hitamnya, dan masuk ke mobil. Sano hanya bisa menghela napas dan memungut topi hitam Jin.  
-----------------------------

Perasaanku kacau sekali. Akhirnya Sano membawaku pulang ke Kamigyoku, karena ia tahu hanya Kamigyoku yang bisa membuatku tenang. Rumah ayah yang bisa meredam semua perasaan yang tak menentu. Suasana sejuk, suara kicau burung, dan angin sejuk yang bisa membuatku bernapas lebih teratur. Lelah sekali. Aku merebahkan tubuhku di sofa panjang dan memejamkan mata perlahan di ruang tengah.

“Tuan ingin mi..
“Yamada” walau aku memejamkan mata aku melirik Sano yang memberi isyarat pada pelayanku. “Tuan Jin butuh istirahat, kau boleh pergi”
“Baik tuan Sano”.
“Kau istirahatlah, jika kau butuh sesuatu kau bisa panggil aku. Aku ingin menemui Yamada sebentar”. Aku tak menjawab perkataan Sano. Setelah Sano pergi menjauh dari ruangan tengah, aku membuka mataku. Aku tatap langit di balik jendela sembari tetap merebahkan tubuhku di sofa panjang. Natsu, nampaknya membuatku emosiku semakin meluap di Tokyo tadi siang. Aku merenung, memang di luar kesadaran aku menonjok paparazi itu. 

Terdengar alunan musik klasik memecah ketenangan. “Hooyy siapa yang memutar lagu?” teriak Jin menelusuri lorong menuju ruangan dimana suara itu berasal. Suara ini aku rasa berasal dari ruang latihanku menyanyi. Siapa yang berani menyentuh ruang privasiku. Membuat hariku semakin kacau saja. Semakin aku mendekati ruangan latihan, semakin tak asing dengan lagu yang sedari tadi berputar. Aku pernah mendengar lagu ini sebelumnya. Ini lagu orchestra kontemporer dengan sentuhan modern. Brillante? Ayumi Hamasaki?. Kenapa lagu penyanyi ini diputar di ruang latihanku. Iya aku yakin ini lagu Brillante, aku sempat terpukau dengan penampilan Yumi dengan lagu Brillante di festival musik.

“Heii kaa..”. lidahku terhenti melihat sosok gadis di depannku. Ia menari dengan gemulai. Tarian kontemporer, balet berpadukan drama musikal lagu Brillante. Rambut gadis itu terurai bergerak mengikuti setiap langkah kakinya. Ia menari dengan indah. Tirai-tirai dihempas lembut oleh angin, seakan tahu untuk mengiringi tiap langkah kakiknya untuk menari. Ia memakai bolero putih dan sepatu balet pastel. Jujur, aku menikmati momen itu sejenak. Aku seperti tersihir dengan gadis yang ada di depanku.

“STOOP!!”. Aku mulai sadar dari lamunanku. Aku melihatnya berhenti menari, ia terjatuh.
“Dare desu ka?!!”. Aku menatapnya tajam. Gadis di depanku hanyam diam. Ia menatapku, lalu menunduk ketakutan. “Dare desu ka?!!” sahutku lagi. Ia tetap diam. “Dares desu ka!!!, berani sekali kau masuk ruangan ini”
“Jin ada apa?”. Suara Sano menyusul di belakangku. Suaraku terdengar keras sampai ruang sebelah, sampai Sano dan Yamada datang ke ruangan ini.
“Ano.. gomenasai Tuan. Nona tidak mengerti apa yang anda ucapkan”
“Nona kau bilang? Memang siapa gadis ini!!” nadaku meninggi”.
“Nona ini bernama Katrina, dan ia..ano.. ia..” aku melihat Yamada tampak gugup untuk mengatakan yang sebenarnya.
“Kenapa!!” jawabku ketus.
“Nona ini.. adik tuan Jin”
“ADIIIKK?!!”. Aku geram, rasanya semua orang yang ada di ruangan ini ingin kumakan hidup-hidup dengan kemarahanku. Apalagi ini Katrina? Adik?. “AAAHH!!”. Musim panas yang sangat menyebalkan!!
-----------------------------
Bersambung, =D. maaf jika bahasa masih sangat kaku, mohon saran dan kritik yang membangun dari cerita fiksi ini. Belajar menulis lagi hehe. Tidak bermaksud untuk menjelekkan salah satu idola kalian jika kebetulan anda suka Jin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS